The Sky is High

It's just a box of pieces of a puzzle about a small circle of friends. It's about the lives, the loves, and the hopes. One by one, part by part. Hung up in the sky along with prayers. Until each of them can fly higher by itself. The Sky the Rain the Rainbow the Sun the Moon. All are talking in their own way. Carving their small footsteps in the history of time. And now each of them can really fly higher by itself, and leave this house one by one...

Apakah kalian masih ingat kalau aku dulu bersikap agak angkuh pada kalian? Apakah kalian masih ingat kalau dulu aku suka menjaga jarak pada kalian? Atau apakah kalian masih ingat pada sikap marahku karena tidak suka dengan cara bercanda kalian padaku?

Aku heran, apa sih yang kalian lihat dariku? Aku sudah jahat pada kalian, namun kalian masih mau berteman denganku. Terlebih lagi saat aku berulang tahun, kalian lah orang pertama yang memberi kejutan untukku. Ketika kulihat kalian membawa kue lalu memberikannya padaku, aku masih berpikir

"Apa sih maunya kalian? Ngapain kalian melakukan ini padaku? Padahal selama ini aku tidak memberikan respon baik pada kalian"

Mungkin aku sering membuat kalian bingung dengan sikap anehku ini. Sebenarnya saat itu aku tidak benci pada kalian. Tidak, tentu saja tidak. Aku hanya takut dan bingung. Aku takut jika berteman dekat dengan kalian, teman-teman akan melihat aku sebagai perempuan yang “sama” dengan kalian. Aku takut akan terbawa gosip yang sedang beredar di kampus saat itu. Aku pun sedang dilanda perasaan bingung. Mungkin kalian akan menyebutnya dengan masa denial.

Yaa mungkin bisa dibilang begitu. Aku masih bingung pada diriku sendiri karena hati dan pikiranku sering berdebat mengenai orientasi seksualku. Karena itu lah aku menjadi orang yang tertutup pada kalian, tidak ingin dekat-dekat dengan kalian, sebab aku masih tidak siap pada apa yang terjadi dalam diriku.

Sekarang keadaan sudah berbeda. Sekarang aku berteman baik dengan kalian, begitu juga dengan rainbow dan moon. Walaupun terkadang, aku masih susah untuk diajak pergi jika hanya pergi berempat dengan kalian tanpa ditemani rainbow. Aku juga masih enggan apabila diajak menginap bersama kalian, aku harap kalian mau menerima keadaan ku yang memegang prinsip itu.

Kalau dipikir-pikir apa sih yang bisa membuat ku berubah sikap pada kalian? Aku telah memikirkan hal ini sejak lama dan ternyata jawabannya adalah karena aku telah berdamai dengan hatiku. Mungkin kalian bertanya, jadi kamu sudah menerima atau mengidentifikasi bahwa dirimu adalah seorang L?

Hmm, sepertinya begitu, tapi lebih tepatnya adalah aku ini telah membebaskan hatiku ingin memilih siapa yang disukainya, bisa pada laki-laki dan sangat tidak menutup kemungkinan apabila hatiku memilih seorang wanita.

Itulah yang membuat ku nyaman berteman dengan kalian, karena aku telah nyaman dengan diriku sendiri.

Kebaikan kalian padaku tentu saja juga termasuk faktor luluhnya hatiku untuk menjalin pertemanan dengan kalian. Tentunya aku beruntung bisa berteman dengan kalian. Dengan kalian, aku bisa curhat mengenai hal-hal tentang dunia L, meracuni kalian dengan serial TV favorit kita : The L Word dan saling pinjam film atau buku bertema L . Selain itu, aku juga mebuat kalian (terutama Sky) ketagihan pada SepociKopi dan Camilannya. Sejak menemukan blog ini, aku sudah sangat ingin membaginya dengan kalian, tapi saat itu aku masih ragu apakah ini suatu tindakan yang tepat. Namun, seiring berjalannya pertemanan kita, aku menjadi yakin harus memberitahu blog yang super keren ini pada kalian.

Sky dan Hujan, kalian lah teman pertama ku di dalam dunia L, bukan dari dunia maya, tapi benar ada di dunia nyata. Terkadang sikapku memang masih suka membuat kalian bingung atau mengesalkan. Namun, aku berharap dengan segenap pengertian dari kalian agar mau menerima prinsip-prinsip atau aturan yang aku punya. Karena hanya di dalam pertemanan inilah aku bisa menjadi diriku sendiri.

Love you sist.

6 loves:

Thx for being honest.
We love you, too. Honestly.

Gue merasa memutar waktu dengan membaca ini.

Terima kasih untuk Mentari yang sempat memercikkan kilaunya pada Pelangi.
It'll be never forgotten.

sudah nyaman berteman denganku??

Anonim mengatakan... 16 Juli 2009 pukul 08.20  

dimi, kyknya dr nick lo menunjukkan bahwa lo adalah anak paling kecil atau yg plg kyk anak kecil diantara penulis2 disini. hehe, just kidding.

btw, gw suka tulisan lo dan gw salut sama lo untuk bisa menulis dgn begitu jujur. gw tunggu tulisan lo selanjutnya ya.

Dimii bukan yang paling kecil.. Tapi memang dia yang paling kayak anak kecil
paling manis gitu ya kalo malu-malu....

Hha... ampun-ampun deh ya...

Tuh, ayo nulis lagi.. kita juga udah nungguin tulisannya baby sun selanjutnya

dimii tuh kayak bungsu di semesta ini...hehehe...

In the living room