The Sky is High

It's just a box of pieces of a puzzle about a small circle of friends. It's about the lives, the loves, and the hopes. One by one, part by part. Hung up in the sky along with prayers. Until each of them can fly higher by itself. The Sky the Rain the Rainbow the Sun the Moon. All are talking in their own way. Carving their small footsteps in the history of time. And now each of them can really fly higher by itself, and leave this house one by one...


Aku mengangkat wajahku tinggi-tinggi saat memandang ke langit-langitnya, menatapmu yang tengah mengambil air di sudut dinding katedral. Air suci, katamu... Aku melihatmu duduk bersimpuh di hadapan Tuhanmu. Dan aku berdiri tegak berdoa, menundukkan wajahku dalam-dalam...

Sesenggukan.

Aku duduk bersimpuh di balik deretan kursi gereja yang sepi. Hanya ada kita. Aku, kamu, dan Tuhan. Pada doaku segenap jiwa, seperti yang pernah kukata, aku mintakan engkau padaNya.

"Tuhanmu juga mendengar doa-ku, kan?", tanyaku. Retoris.

Mata kita sama-sama basah. Bibir kita sama-sama bergetar saat mengucap doa.



Aku rasa malam itu malaikat benar-benar datang kepadaku.
Kamu.



*tepat hari itu.

Hmm... Mungkin sudah takdir... Atau sekedar telah menjadi kebiasaan... Aku selalu terlambat satu-dua hari untuk mengetik dan menge-post ucapan selamat untuk kalian berdua. Hahaha. Yang pasti, bukan disengaja karena tidak ikhlas. Bukan pula tidak menghargai. Hanya saja, excitement aku dalam hal menulis sepertinya memang sudah jauh menurun. Bahkan, kedai kopi favoritku pun sudah jarang aku singgahi, apalagi aku hiasi dinding-dindingnya dengan graffiti gurat tulisku. Maaf, ya. Untuk semuanya. Terutama yang telah lama menunggu tulisanku (semoga memang masih ada...”^_^).


Anyway, sudah dua bulan berlalu, lho. Dan kalian masih bertahan. Dan aku masih tersenyum melihat kalian terus berusaha keras bertahan dan semakin erat saling genggam. Senang dan salut. Hubungan jarak jauh memang tiak mudah untuk dijalani, bukan? Namun, bukannya tidak bisa dijalani.


Tetap semangat, ya. Dua bulan memang bukan waktu yang sebentar, namun juga belum bisa dikatakan cukup lama. Aku masih yakin dan aku masih berdoa semoga kalian berdua selalu bahagia dan bisa terus membuktikan pada semua orang bahwa kalian bahagia bersama. Bukan hanya lewat ucap kata-kata dan bujuk rayu. Bukan sekedar lewat tulisan. Bukan sekedar lewat tingkah laku yang diperlihatkan. Melainkan semuanya, dan juga lewat jujur jiwa dan nurani yang merasa.


Hujan, De Angelo,


Happy 2nd Monthliversary, ya.


Semoga semakin bisa saling mengerti, menghargai, dan mencintai. Karena tanpa Hujan, malaikat belum tentu disebut Mikail. Dan tanpa Mikail, Hujan belum tentu dapat derai menyapa alam. Doaku bersama kalian. Selalu.


August 25th, 2010,

10.11 P.M.

for August 24th, 2010.

Jakarta,
August 21st 2010


De Angelo sayang,
Surat pertamaku berakhir ke tempat sampah, bermuara ke entahlah, mungkin ke negeri antah berantah. Tapi jangan tanya tantang rinduku. Sudah sedari tadi ia mengetuk pintu. Rinduku singgah di pucuk-pucuk randu. Cintaku sudah menggelantung, menggunung, menggembung, membuncah, seakan ruah seperti rima yang tumpah dalam butir kata-kata dalam tiap jelma tulisanku.

Suratku sekedar kertas tanpa ba-bi-bu. Ah, tak apa lah ya., coba hirup dalam-dalam, terciumkah wangi cinta yang pelan-pelan kusisipkan?

Aku melirik tanggalan. Mengintip kearah tanggal yang sama seperti dua bulan yang lalu. Iya, sudah dua bulan sejak hari itu, sayang. Sejak hari pertama kita bertemu. Sudah dua, dua yang berlenggok malu-malu. Dua seperti angsa yang beriringan mesra. Dua seperti kamu dan aku. Dua seperti cinta yang genap jadi satu. Dua artinya sepasang. Satu pasang yang saling menggenapkan. Seperti saat tangan kita saling genggam.

Akh, klasik. Aku masih ingat caramu tersenyum saat pertama hati kita bertemu. Masih ingat bagaimana aku harus menahan jantungku agar tidak jatuh ketika kamu mengecup lembut bibirku. Di sudut bacaan anak-anak, kita berdiri menerawang spanduk hijau "Bangkit dari Terpuruk" yang selalu bisa menjadi bahan tertawaan kita. Dan di gigitan triple chocolate aku meminta tanganmu yang sedari tadi kamu sembunyikan. Dan sejak itu aku meminta hatimu, karena hatiku pun sejak saat itu telah kubungkus diam-diam, dan kuserahkan perlaha
n, hari itu, malam itu.

"Happy 2nd monthliversary"

Aku masih ada disini, masih ada disini. Enggan beranjak, enggan bergerak. Aku kehabisan kata. Tapi tenang saja, aku tidak pernah kehabisan cinta.


I love you , De Angelo.

with love; Hujan



Aku bingung, benar-benar bingung. Ini seperti segitiga tidak terputus. Terlalu banyak gelar yang disandang di bahu masing-masing. Mantan, gebetan, pacar, teman, sahabat, musuh, kawan, lawan, semua dicampur sekaligus. Dan itu membuatku pusing.

Konflik Peran.

Dan rasanya...

Sesak. Pengap. Muak.


Berhari-hari, berbulan-bulan pikiran itu menggantung di kepalaku. Hinggap. Dan seperti black widow, si laba-laba nan sexy yang menggerogoti jantannya, pikiran-pikiran itu menggerogoti kepalaku, aku.

Banyak yang terjadi, tapi sama sekali tak bisa kutuliskan. Aku payah. Aku sedang mengurai tali-tali yang membelit tubuhku dan pikiranku. Pikiranku, ya... Pikiran yang acapkali mampu membuatku teraduk-aduk dengan sempurna.

Persepsi.

Persepsi. Sempurna sekali.

Huff... Aku benar-benar menghela nafas begitu berat. Berusaha meniupkan segala rasa habis, rasa yang mengikat dan menggedor tajam, menusuk-nusuk dari dalam.

Ya Tuhan.... Apa yang telah aku lakukan selama ini?

Dewasalah!!

Akh, pikiranku kacau. Lihat bagaimana tulisanku melompat-lompat? Aku merindukan diriku yang dulu... Dulu...sekali...

Mataku yang selalu berbinar-binar, aku yang bisa tersenyum dan pergi, aku yang tersenyum, aku yang tertawa, aku yang tidak akan menangis, aku yang kuat, aku yang hebat, aku yang akan datang dan pergi sesukaku, aku yang tidak tertawa miris, aku yang tidak tertawa sambil menangis, aku yang tidak menangis, aku yang tidak menangis....

Everyone's changing... Termasuk aku...

Akh....
Tapi sekali lagi, ketika aku melihat wajah Sky yang tirus, mengurus, rambutnya yang acak-acakan, matanya yang lelah, tubuhnya yang ringkih...

Aku menangis.

Ingin memeluknya dan membenarkan rambutnya yang acak-acakan, Benar-benar ingin.
Ingin bisa berjalan bergandengan bertiga.
Sangat ingin.
Sangat ingin.
Sangat khawatir dengan keadaannya.
Kondisinya.
Dimana ia?
Baik-baik sajakah?
Sudah sampai kah di kost-an?
Sudah makankah?
Tidur cukupkah?

Seperti seorang teman yang baik.
Tapi sepertinya untuk ukuran teman, aku menuntut terlalu banyak, ya?

Aku tidak menuntut, aku hanya ingin, aku hanya khawatir.

Sama saja! Itu menuntut! Apa bedanya?

Huff....


Aku sedang mengurai tali temali yang membelitku kini. Aku menunggu. Benar-benar menunggu saat-saat kita bisa berjalan bersama lagi. Kamu. Aku. Dia. Eh, bukan... Bukan...

Hujan. Sky. Luna.

Memeluk kalian erat.
Menggandeng tangan kalian.

"Kami adalah ninja kecil...ninja kecil..."

teman.




Tidak ada yang lebih ingin kutuliskan dari sajak-sajak kecil yang menari-nari di kepalaku. Akh, rasanya baru kemarin genggam kita bertemu. Baru kemarin malam mengecup lembut hati kita. Baru kemarin lalu lalang menghiasi mimpi mimpi tenang kita.

Maka pada malam tanpa kelambu, rindu berarak mendekat menciumi tiap jemari sendu. Rinai... rinai... Menitik rintik di dalam hati masing-masing. Merindu redam.

Aku rindu. Bisik-bisik rayu yang kuselipkan ke dalam malam, genggam malu-malu sepanjang petang, dan sebuah tanya akan cinta yang tak perlu dijawab, karena pekat telah menutup malam lelap dengan janji yang paling erat.

“Sst... Jangan bilang-bilang, ya... Barusan aku bertemu malaikat...”

Siapa?

“Sst... Tak perlu nama untuk mencinta.”

Bagaimana dia?

Peluknya lebih erat daripada gelap, sinarnya lebih terang daripada bintang...”

Apa dia punya sayap?

“Ya, sayap yang lebar sehingga mampu melingkariku dengan pelukan paling hangat”

Apa dia bisa terbang?

“Tentu.”

Apa dia akan terbang?

Aku terdiam.

Apa kamu percaya?

“Tentu, karena ia rela diguyur hujan...

Karena dia mencinta hujan meski hujan tak membuatnya terbang.

Karena dia mencinta hujan meski hujan tak bisa membawanya pergi.

Karena dia mencinta hujan,

dan aku harap dia selalu rindu kecupan lembut hujan yang jatuh di pipinya....”




Good morning/day/afternoon/evening,



Through this post, I, as one of the admins and the representative of all Lingkar authors, would like to say our deepest and most sincere apology for all of the artists whose artworks are used as pictures in our blog posts.

We never meant to claim any of the artworks as ours, nor that we meant to violate anyone's intellectual rights or copyrights in purpose. We never meant to do any plagiarism either. We admit that we've been using artworks taken from www.deviantart.com without any permission from the artists. However, that happens because we thought that it's a free source that can be used by anyone, and we don't know where or how to ask permission when we want to download and use the artworks. We also failed to present the name of the artists and the link to their websites properly to show that the works were theirs and not ours. It was because we thought that people can see the source-link of the pictures when they move the computer cursor to the pictures. We thought that it was enough. But, now, we know that it wasn't.

(Our big thanks to Jana for letting us know and realize our mistakes).

Therefore, we'd like to correct our mistakes and take some time to search the pictures sources once again and edit the posts by adding the name of the artists and their site links. But, like what I've said before, it will surely takes some time. Maybe even a lot of time.

However, if any artist still doesn't want us to use his/her artworks even if we've put his/her name and links in the post, please let us know. We'll be openly waiting for emails at:

the_sky_15_high@yahoo.com


And we'll make sure that we'll remove the artwork and won't use it anymore in our posts.

We are really really sorry for the inconvenience.



Our biggest, deepest, and most sincere apology,
in the behalf of all LingkarBianglala authors,
Sky High (Admin)



August 1st, 2010
00.32 P.M.




(P.s.: Sorry for any grammatical mistakes in this annoucement. Bahasa Inggris saya memang belepotan, hehehe..."-_-)>

In the living room