Tidak ada yang lebih ingin kutuliskan dari sajak-sajak kecil yang menari-nari di kepalaku. Akh, rasanya baru kemarin genggam kita bertemu. Baru kemarin malam mengecup lembut hati kita. Baru kemarin lalu lalang menghiasi mimpi mimpi tenang kita.
Maka pada malam tanpa kelambu, rindu berarak mendekat menciumi tiap jemari sendu. Rinai... rinai... Menitik rintik di dalam hati masing-masing. Merindu redam.
Aku rindu. Bisik-bisik rayu yang kuselipkan ke dalam malam, genggam malu-malu sepanjang petang, dan sebuah tanya akan cinta yang tak perlu dijawab, karena pekat telah menutup malam lelap dengan janji yang paling erat.
“Sst... Jangan bilang-bilang, ya... Barusan aku bertemu malaikat...”
Siapa?
“Sst... Tak perlu nama untuk mencinta.”
Bagaimana dia?
Peluknya lebih erat daripada gelap, sinarnya lebih terang daripada bintang...”
Apa dia punya sayap?
“Ya, sayap yang lebar sehingga mampu melingkariku dengan pelukan paling hangat”
Apa dia bisa terbang?
“Tentu.”
Apa dia akan terbang?
Aku terdiam.
Apa kamu percaya?
“Tentu, karena ia rela diguyur hujan...
Karena dia mencinta hujan meski hujan tak membuatnya terbang.
Karena dia mencinta hujan meski hujan tak bisa membawanya pergi.
Karena dia mencinta hujan,
dan aku harap dia selalu rindu kecupan lembut hujan yang jatuh di pipinya....”
2 loves:
thx say...
love you, Hujan..
Soo sweet ^__^ got so jealous to be honest.
Anyway, salam kenal ya. I am Kay. My friend asked me to check out your blog. She said you guys are cool writers. And I think, "Hell yeah, you are!"
Anyway, do you mind if I add you in my link ^__^
Posting Komentar