The Sky is High

It's just a box of pieces of a puzzle about a small circle of friends. It's about the lives, the loves, and the hopes. One by one, part by part. Hung up in the sky along with prayers. Until each of them can fly higher by itself. The Sky the Rain the Rainbow the Sun the Moon. All are talking in their own way. Carving their small footsteps in the history of time. And now each of them can really fly higher by itself, and leave this house one by one...


crying.

aku menangis.

aku diam.

dalam setiap pertengkaran kecil kita.

kali ini.



karena setiap aku menghelanafas, aku menyadari

aku sayang kamu.





dan ingin membuat semuanya, baik-baik saja.


kembali ke blog, kayaknya masih belum sanggup nulis full setiap hari deh

Why oh why, Hujan?

karena lagi-lagi kami semua cuma mau minta-minta

minta doa,


kali ini bukan buat anak hamster

karena anak hamster yang sekarang sudah punya nama cantik "Arcturus" dan "Regulus" sudah besar!! sudah 2 minggu dan lucu2


sekarang ganti doanya


karena,


ujian tengah semester'
dengan mata kuliah bertumpuk
tokoh yang banyak
teori yang banyak



menjemput.


Argh.



Selamat ujian, kawan.

Kalau bukan ujian seperti kami, bukannya hidup juga ujian ya?


Melahirkan?

Anak?

Aku hampir tidak percaya ketika melihat 4 ekor bayi hamster berwarna merah, kecil, rapuh tergeletak di 4 sudut kandang di pagi hari kami ingin memberikan makan kepada dua bintang terang kami; dua bayi teramat imut yang kami punya.

Winter pole, dan Winter golden.

aku hampir saya menyerah melihat cara mereka yang aneh; umur mereka mencapai usia 6 bulan, dan seharusnya, hamster kebanyakan sudah mempunyai anak di usia 3-4 bulan.

sebenarnya kami sudah harus melepas kincir putarnya jika kami mau melihat mereka kehabisan kegiatan berputar dan mulai berpikir untuk melanjutkan kegiatannya dengan berkembang biak.

TAPI

siapakah yang tega melihat mereka berdua begitu gembira berputar-putar? tidur lelap di atas putaran, berdesakkan berebutan tempat di bawah putaran, dan juga bersama-sama duduk bergantian di dalam putaran?

maka sekali lagi, kubiarkan mereka melewati masa kecilnya lebih lama lagi.

sampai pagi kemarin, aku dan Sky terkejut menemukan bayi-bayi lucu itu (yang tadinya dipikir Sky adalah sampah kuaci) dan kami saling bertatapan, "Kok bisa? Kapan hamilnya? Bukannya selama ini mereka hanya melakukan oral sex? (yah, ini memang aneh) at least, kali ini kita tahu kalau mereka bisa punya anak (kami pernah men-suspect salah satunya Gay) dan kami akhirnya.....


PANIK!!!!


iyalah panik!

kami menelpon beberapa teman dekat yang juga mempunyai hamster dan bertanya apa yang harus kami lakukan. Tapi satu hal yang aku syukuri dari kelahirannya adalah ketika Sky sumringah dan menatap ke arahku, "kita jadi nenek"

sekarang?

kami belum memberi nama hamster kami (apa ya namanya?)
pastinya harus nama benda langit!

dan juga

kami MENUNGGU


menunggu proses seleksi alam yang terakhir

proses berat yang harus kami hadapi

menunggu

siapakah yang akan bertahan hidup.









doakan saja.


Aku mencintai Sky sampai aku rela mati. Tapi saking cintanya aku padanya, aku rela mengorbankan waktu matiku untuk sedikit lebih lama mengintip dari lubang-lubang kecil kehidupan, kalau senyumnya masih ada hingga saat ini.

Dan memberi kesempatan menenggak beberapa pahit lagi.

Tidak, aku bukan seperti Romeo dan Juliet yang kisahnya tragis karena saling tidak tahu ada dimana racun itu dan ditenggak oleh siapa. Tapi aku akan dengan bangga menangkat gelasku tinggi-tinggi, menenggaknya lumat ketika aku sudah siap.

Aku selalu berjalan di depan Sky dan Luna. Selalu punya tendensi. Untuk meninggalkan perahu yang mungkin sudah habis kutambal sulam. Sambil pelan-pelan kudendangkan perahu ke tepi. Kusandarkan sisa-sisa senyum pada penghabisan. Karena setiap hela adalah kata-kata yang tidak pernah lagi aku ungkapkan.

Benar kata abang Arie Gere, mungkin aku hanya merasa dikalahkan. Dan sebelum aku lebur, dalam bendung yang tak jua bisa merampungkan semua tanya, aku menyajikan menu lengkap untuk sarapan pagi.

Hatiku, perlu direparasi.

In the living room