Aku mencintai Sky sampai aku rela mati. Tapi saking cintanya aku padanya, aku rela mengorbankan waktu matiku untuk sedikit lebih lama mengintip dari lubang-lubang kecil kehidupan, kalau senyumnya masih ada hingga saat ini.
Dan memberi kesempatan menenggak beberapa pahit lagi.
Tidak, aku bukan seperti Romeo dan Juliet yang kisahnya tragis karena saling tidak tahu ada dimana racun itu dan ditenggak oleh siapa. Tapi aku akan dengan bangga menangkat gelasku tinggi-tinggi, menenggaknya lumat ketika aku sudah siap.
Aku selalu berjalan di depan Sky dan Luna. Selalu punya tendensi. Untuk meninggalkan perahu yang mungkin sudah habis kutambal sulam. Sambil pelan-pelan kudendangkan perahu ke tepi. Kusandarkan sisa-sisa senyum pada penghabisan. Karena setiap hela adalah kata-kata yang tidak pernah lagi aku ungkapkan.
Benar kata abang Arie Gere, mungkin aku hanya merasa dikalahkan. Dan sebelum aku lebur, dalam bendung yang tak jua bisa merampungkan semua tanya, aku menyajikan menu lengkap untuk sarapan pagi.
Hatiku, perlu direparasi.
reminder
2 hari yang lalu
1 loves:
hmm! seandai na ad tkg reparasi hati! haha!
smangat! ^^
Posting Komentar