Hidup makin sulit.
Dunia makin kejam.
Hmm, begitulah keadaan saat ini. Semua orang berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara apapun, bahkan cara yang tidak halal sekalipun. Ekonomi saat ini sangat sulit diterka, apalagi setelah krisis global yang melanda. Di Indonesia sendiri, walaupun katanya krisis global tidak terlalu berdampak pada ekonomi negara, dampaknya tetap saja terasa. Buktinya, dari yang gue baca pada koran Media Indonesia edisi Jumat (17/9), inflasi ekonomi negara kita tahun 2009 diprediksikan mencapai 3%. Naik jauh dibandingkan 2008 yang hanya 0,99% (kalau gak lupa dan gak salah baca). Hal ini tentunya semakin memperburuk keadaan ekonomi kita di tahun-tahun mendatang.
Sangat terbayang akan seperti apa wajah ekonomi kita, kan?
Mungkin bagi orang-orang yang termasuk kalangan ekonomi atas, hal ini tentu takkan berpengaruh banyak. Namun untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah, apalagi yang dibawah batas garis kemiskinan, hal ini akan diam-diam menggerogoti dan menenggalamkan mereka dalam kehidupan yang serba sangat kekurangan.
Nah, hal inilah yang menurut gue semakin memicu begitu tingginya angka kriminalitas di negara kita. Saking kekurangannya dan bingung harus dengan cara apa lagi mendapatkan uang, mereka kehilangan akal sehatnya dan pada akhirnya menggunakan cara yang salah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. And it's real around us. Kita sering melihat banyak kejadian-kejadian kriminal yang terjadi di TV dan hal itu membuat kita lupa bahwa hal seperti ini mungkin bisa terjadi dalam kehidupan kita sendiri. Seperti yang nyokap gue alami.
Hari Jumat minggu lalu (10/7), nyokap gue pulang ke rumah dengan tergesa-gesa. Gue dan kakak gue yang ada di rumah bingung karena sikap nyokap gue yang gak biasa itu. Ternyata nyokap gue langsung ke kamar dan tak lama ia berteriak mengucap asma-asma Tuhan. Gue langsung lari mendekati nyokap gue.
Nyokap, "Gelang Mama dijambret. Tadi gak kerasa di angkot hilangnya." (bernada sangat lemas)
Gue, "Kok bisa? Yaa ampuuun..."
Lalu nyokap pun bercerita tentang kronologis dijambretnya gelang kesayangannya itu.
Hari itu, ia pulang naek angkot karena bokap gak bisa jemput. Di angkot yang ia naiki, ada beberapa orang yang sudah duduk duluan. Tiba-tiba ada seorang penumpang yang membuat kehebohan dengan mengatakan bahwa dirinya kepanasan dan ingin membuka semua jendela mobil. Tentu saja akan sulit karena angkot sedang penuh. Ia terus memaksa hingga penumpang saling mendempet lebih rapat satu sama lain. Kehebohan itu berakhir ketika tiba-tiba orang yang membuat kehebohan itu turun dari angkot. Keadaan mereda, namun nyokap kaget karena ia meraba pergelangan tangannya dan gelangnya hilang. Ia tidak langsung heboh karena ia berpikir siapa tau gelangnya ketinggalan di kantor atau lupa ia pakai dan ada di kamarnya di rumah. Makanya ketika ia sampai ke rumah ia heboh langsung lari ke kamar untuk mengecek apakah gelangnya ada di sana atau tidak. Setelah yakin tidak ada di rumah, ia menelepon OB yang ada di kantornya untuk mengecek keberadaan gelangnya. Hasilnya sama, nihil. Nyokap gue pasrah dan yakin bahwa gelangnya dijambret. *Mam, yang sabar yaa...
Gue kaget sekaligus mikir karena kejadian yang nyokap gue alami ini.
Jadi inget apa yang pernah Langit dan Matahari alami beberapa waktu yang lalu.
Gue jadi inget satu pepatah,
Maksudnya, kita gakkan pernah tahu satu hal tanpa pernah ngerasain hal itu secara langsung.
Pada awalnya, gue mungkin cuma bisa kasihan dan geram melihat adanya kejadian pencurian.
Tapi pas ngena ke gue sendiri, ternyata rasanya lebih menyesakkan dan mengesalkan.
Dan tentunya ada satu pelajaran yang bisa gue petik dari hal ini, berwaspada.
So, friends, just beware of your circumstances!
It's just more than you expect.
Dunia makin kejam.
Hmm, begitulah keadaan saat ini. Semua orang berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara apapun, bahkan cara yang tidak halal sekalipun. Ekonomi saat ini sangat sulit diterka, apalagi setelah krisis global yang melanda. Di Indonesia sendiri, walaupun katanya krisis global tidak terlalu berdampak pada ekonomi negara, dampaknya tetap saja terasa. Buktinya, dari yang gue baca pada koran Media Indonesia edisi Jumat (17/9), inflasi ekonomi negara kita tahun 2009 diprediksikan mencapai 3%. Naik jauh dibandingkan 2008 yang hanya 0,99% (kalau gak lupa dan gak salah baca). Hal ini tentunya semakin memperburuk keadaan ekonomi kita di tahun-tahun mendatang.
Sangat terbayang akan seperti apa wajah ekonomi kita, kan?
Mungkin bagi orang-orang yang termasuk kalangan ekonomi atas, hal ini tentu takkan berpengaruh banyak. Namun untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah, apalagi yang dibawah batas garis kemiskinan, hal ini akan diam-diam menggerogoti dan menenggalamkan mereka dalam kehidupan yang serba sangat kekurangan.
Nah, hal inilah yang menurut gue semakin memicu begitu tingginya angka kriminalitas di negara kita. Saking kekurangannya dan bingung harus dengan cara apa lagi mendapatkan uang, mereka kehilangan akal sehatnya dan pada akhirnya menggunakan cara yang salah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. And it's real around us. Kita sering melihat banyak kejadian-kejadian kriminal yang terjadi di TV dan hal itu membuat kita lupa bahwa hal seperti ini mungkin bisa terjadi dalam kehidupan kita sendiri. Seperti yang nyokap gue alami.
Hari Jumat minggu lalu (10/7), nyokap gue pulang ke rumah dengan tergesa-gesa. Gue dan kakak gue yang ada di rumah bingung karena sikap nyokap gue yang gak biasa itu. Ternyata nyokap gue langsung ke kamar dan tak lama ia berteriak mengucap asma-asma Tuhan. Gue langsung lari mendekati nyokap gue.
Nyokap, "Gelang Mama dijambret. Tadi gak kerasa di angkot hilangnya." (bernada sangat lemas)
Gue, "Kok bisa? Yaa ampuuun..."
Lalu nyokap pun bercerita tentang kronologis dijambretnya gelang kesayangannya itu.
Hari itu, ia pulang naek angkot karena bokap gak bisa jemput. Di angkot yang ia naiki, ada beberapa orang yang sudah duduk duluan. Tiba-tiba ada seorang penumpang yang membuat kehebohan dengan mengatakan bahwa dirinya kepanasan dan ingin membuka semua jendela mobil. Tentu saja akan sulit karena angkot sedang penuh. Ia terus memaksa hingga penumpang saling mendempet lebih rapat satu sama lain. Kehebohan itu berakhir ketika tiba-tiba orang yang membuat kehebohan itu turun dari angkot. Keadaan mereda, namun nyokap kaget karena ia meraba pergelangan tangannya dan gelangnya hilang. Ia tidak langsung heboh karena ia berpikir siapa tau gelangnya ketinggalan di kantor atau lupa ia pakai dan ada di kamarnya di rumah. Makanya ketika ia sampai ke rumah ia heboh langsung lari ke kamar untuk mengecek apakah gelangnya ada di sana atau tidak. Setelah yakin tidak ada di rumah, ia menelepon OB yang ada di kantornya untuk mengecek keberadaan gelangnya. Hasilnya sama, nihil. Nyokap gue pasrah dan yakin bahwa gelangnya dijambret. *Mam, yang sabar yaa...
Gue kaget sekaligus mikir karena kejadian yang nyokap gue alami ini.
Jadi inget apa yang pernah Langit dan Matahari alami beberapa waktu yang lalu.
Gue jadi inget satu pepatah,
"You'll never know, until you've tried.".
Maksudnya, kita gakkan pernah tahu satu hal tanpa pernah ngerasain hal itu secara langsung.
Pada awalnya, gue mungkin cuma bisa kasihan dan geram melihat adanya kejadian pencurian.
Tapi pas ngena ke gue sendiri, ternyata rasanya lebih menyesakkan dan mengesalkan.
Dan tentunya ada satu pelajaran yang bisa gue petik dari hal ini, berwaspada.
So, friends, just beware of your circumstances!
It's just more than you expect.
4 loves:
kyaknya nyokap lo sasaran empuk banget sih ya....
wmang aneh-aneh deh tingkah copet...
ada yang pijit sana, pijit sini...
ada yang dempet-dempet nanya-nanya
ada-ada... ajah
entahlah.
copet zaman sekarang emang canggih.
emang langit n matahari pernah knapa?
hmm..pelaku kriminalitas memang semakin nekat saat sekarang ini...
anyway, walaupun belum pernah ngalamin (amit-amit jangan ampe deh) bulan turut merasakan ancaman luar biasa atas tindak kejahatan di sekitar... apalagi nyokap...beuh...klo bulan kmana2 kudu ada yang gendong..eh, ngawal deng..hehehe...
biarpun demikian, tetep suka jalan ndiri juga sih...tentunya dengan proteksi (moga-moga) memadai...
kan dimii pernah ilang laptop.
langit pernah ilang dompet di kereta.
iyaa.
hati-hati selalu yaa.
Posting Komentar