Begitulah aku.
Pelangi, katanya.
Membias.
Diantara para-yang-terang.
Dan tercipta karena perpaduan para-yang-terang.
Jika Hujan bisa turun deras semaunya,
Jika Langit selalu melindungi bumi,
Jika Mentari menyinari kapanpun,
Jika Bulan berbentuk sekehendaknya,
maka,
Aku tidak.
Aku ada karena perpaduan mereka.
Yaa, para-yang-terang.
Tapi bukan berarti aku tergantung pada mereka.
Aku memiliki duniaku sendiri.
Dunia penuh warna yang mungkin tak bisa semua orang sentuh.
Saat tak ada mereka, Aku hanya bias yang tak berwujud dan tak berwarna.
Hanya kadang orang terlalu tabu dengan sesuatu yang tidak berwujud.
Sehingga seolah Aku selalu tak nampak.
Tapi Aku tak memungkiri.
Aku butuh mereka untuk aktualisasi diriku.
Aku butuh mereka untuk berbagi banyak hal.
Dan Aku butuh melindungi mereka.
Karena tanpa Aku, takkan ada lingkaran yang mempererat.
Tapi ketika mereka begitu eksis dengan kejumawaannya masing-masing,
Aku hanya bisa berpendar di sekelilingnya.
Berharap mereka tahu bahwa Aku akan selalu ada untuk mereka.
Meski dalam keadaan tak berwujud.
Ya. Aku akan selalu ada untuk mereka.
Untuk para-yang-terang.
Dalam keberwujudan ataupun kenihilan.
Pelangi, katanya.
Membias.
Diantara para-yang-terang.
Dan tercipta karena perpaduan para-yang-terang.
Jika Hujan bisa turun deras semaunya,
Jika Langit selalu melindungi bumi,
Jika Mentari menyinari kapanpun,
Jika Bulan berbentuk sekehendaknya,
maka,
Aku tidak.
Aku ada karena perpaduan mereka.
Yaa, para-yang-terang.
Tapi bukan berarti aku tergantung pada mereka.
Aku memiliki duniaku sendiri.
Dunia penuh warna yang mungkin tak bisa semua orang sentuh.
Saat tak ada mereka, Aku hanya bias yang tak berwujud dan tak berwarna.
Hanya kadang orang terlalu tabu dengan sesuatu yang tidak berwujud.
Sehingga seolah Aku selalu tak nampak.
Tapi Aku tak memungkiri.
Aku butuh mereka untuk aktualisasi diriku.
Aku butuh mereka untuk berbagi banyak hal.
Dan Aku butuh melindungi mereka.
Karena tanpa Aku, takkan ada lingkaran yang mempererat.
Tapi ketika mereka begitu eksis dengan kejumawaannya masing-masing,
Aku hanya bisa berpendar di sekelilingnya.
Berharap mereka tahu bahwa Aku akan selalu ada untuk mereka.
Meski dalam keadaan tak berwujud.
Ya. Aku akan selalu ada untuk mereka.
Untuk para-yang-terang.
Dalam keberwujudan ataupun kenihilan.
2 loves:
Oi, jadi saya "jumawa", nih? Hehehe..kata2nya agak jadul, tapi tulisannya oche!!!
Btw, Uomo Arcobaleno itu bahasa planet mana...0_0)?
hahahahaha. ternyata gw jadul juga.
itu bahasa dimana gue suka semua makanan khas negaranya. X)
Posting Komentar