The Sky is High

It's just a box of pieces of a puzzle about a small circle of friends. It's about the lives, the loves, and the hopes. One by one, part by part. Hung up in the sky along with prayers. Until each of them can fly higher by itself. The Sky the Rain the Rainbow the Sun the Moon. All are talking in their own way. Carving their small footsteps in the history of time. And now each of them can really fly higher by itself, and leave this house one by one...


Why two?

Mungkin banyak orang mempertanyakan hal itu. Bukankah hari kelahiran hanya ada satu? Oleh karena itu, ulang tahun pun biasanya diperingati hanya satu hari setiap tahunnya. Lantas, mengapa anniversary Sky dan Hujan dirayakan dua hari?

Well, ceritanya panjang, dan sebenarnya jawaban pertanyaan tersebut bukanlah hal utama yang ingin aku ceritakan dalam tulisan ini. Intinya, Sky dan Hujan tidak pernah officially jadian. Tanggal 26 adalah malam pertama kami berbaring menatap langit-langit kamar yang sama. Sementara itu, tanggal 27 adalah hari pertama Sky mengungkapkan rasa sukanya pada Hujan. Oleh karena itu, kami sepakat untuk memperingati kedua tanggal tersebut setiap bulan.

Anyway, bulan ini, telah genap satu tahun berlalu sejak hari itu. Peringatan satu tahun seharusnya berbeda dan lebih istimewa daripada peringatan sekian bulan, right? Tidak heran jika beberapa teman melontarkan satu pertanyaan yang sama, "Apa yang kalian lakukan untuk merayakan satu tahunan kalian?"

Hmm...berdasarkan rencana awal, kami sepakat berjalan-jalan berdua pada tanggal 27 September. Salah satu faktor yang melahirkan keputusan tersebut adalah kecilnya kemungkinan mama untuk mengizinkan Hujan menginap di tempat kost-ku pada tanggal 26 malam. Namun, sebuah urusan kepanitiaan yang melibatkan kami serta Dimii perlu diselesaikan pada hari itu. Oleh sebab itulah, kami akhirnya dapat bertemu dan memperingati hari jadi kami selama dua hari.


The First Day, 09/26/09...

Rindu yang sudah menumpuk akibat libur Lebaran yang terasa terlalu panjang membuatku tidak sabar untuk segera bertemu Hujan. Namun, hal itu malah membuatku sulit terlelap dan ended-up bangun kesiangan..."-_-)>. Janji untuk naik kereta menuju Stasiun Kota pada pukul setengah sepuluh pagi dan bertemu Hujan di Stasiun Cawang tiga puluh menit kemudian akhirnya harus ngaret sekitar lima belas hingga dua puluh menit. Mood Hujan langsung berubah buruk dan semakin bertambah parah ketika kami sepakat bertemu di atas kereta, namun aku tidak bisa memberi tahunya apakah aku ada di gerbong depan atau belakang...(kecerdasan spasial ku di bawah nol..."-_-)>. Meskipun demikian, kami akhirnya bertemu ketika kereta tiba di Stasiun Manggarai.

Tiba di Stasiun Kota, kami menunggu Dimii sambil makan di Torabika Cafe. Letaknya tepat di seberang jalur 10. Kafe ini menyajikan beberapa macam kopi Torabika, teh, susu coklat, roti bakar, burger, dan hotdog. Tempat itu sangat kecil, dan pintu masuknya sedikit tidak terlihat karena dihimpit oleh sebuah meja kasir di sebelah kiri dan minimarket di sebelah kanan. Namun, setelah masuk, kami nyaris tidak merasa berada di stasiun kereta lagi. Interior yang dipenuhi oleh cermin serta meja dan kursi kayu membuat tempat tersebut terasa sangat nyaman. Sayangnya, sistem ventilasi udara kafe tersebut kurang baik sehingga asap pemanggangan roti menyebar dan bertahan di dalam ruangan.

Setelah Dimii datang, kami menuju area Glodok untuk menyelesaikan beberapa urusan. Dari sana, kami naik angkot menuju Museum Fatahillah untuk berjalan-jalan. Menyenangkan rasanya bisa menyaksikan sebuah atraksi debus sambil menikmati es potong di halaman samping museum...^_^). Setelah bosan, kami berjalan menuju halaman depan museum, melihat-lihat banyaknya pengunjung yang mengendarai sepeda onthel sewaan, melirik pengunjung keren yang membawa kamera layaknya fotografer terkemuka, dan akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam Cafe Batavia.

Pulang dari sana, aku dan Hujan kembali ke kost-an yang masih cukup sepi karena banyak di antara para penghuninya belum kembali dari mudik Lebaran. Berdua di kamar, kami merayakan 365 hari kebersamaan dengan sebotol sparkling grape juice dan sebuah kue tart kecil dihiasi nyala api sebuah lilin berbentuk angka satu.

Meskipun ketika adzan maghrib dikumandangkan aku harus menemani Hujan ke stasiun kereta agar dia bisa pulang, aku merasa cukup senang. Hari ini sangat menyenangkan...^_^)!


*Our special guest of the day:
Dimii the Baby Sun




The Second Day, 09/27/09...


Awalnya, kami merencanakan untuk bertemu di halte busway Kampung Melayu karena Hujan ingin sekali mengunjungi Mall Kelapa Gading. Namun, ajakan Juno Bis untuk kopdar di Cilandak Town Square membuat kami tidak dapat menolak. (Jangan merasa bersalah, ya, Kawan..."^_^)>. Akhirnya, kami memutuskan untuk berjalan-jalan berdua di Citos hingga waktu kopdar dengannya tiba.

Namun, karena satu dan lain hal, Hujan baru dapat keluar dari rumahnya setelah lewat tengah hari. Hal itu membuat kami akhirnya naik Deborah menuju Citos pada pukul 14.00, sedikit lebih siang daripada perkiraanku. Kami tiba di Citos satu jam kemudian. Hujan langsung tergiur dengan dinginnya J.Cool, sementara aku yang baru saja melahap makan siang dan kastangel di kost-an langsung merasa lapar lagi ketika melihat Breadtalk..."-_-)>. Akhirnya, kami bersantai di J.Co sambil menikmati sekotak J.Cool, segelas Frozen Green Tea medium, sebuah donat, serta satu cup kue cokelat dan sebuah roti pizza dari Breadtalk.... Bodohnya, acara santai itu membuat kami kekenyangan... "-_-)>

Ketika kami bertemu Juno dan ditawari minum di Coffee Bean, kami hanya bisa saling memandang dengan senyum miris. Kunjungan sejenak di J.Co membuat kami merasa tidak sanggup lagi menelan, bahkan meskipun itu hanya secangkir kopi.

"Kamu mau apa, Dear?" tanyaku pada Hujan.
"Nggak, ah, aku sudah kenyang banget. Kamu mau?" kata-katanya langsung aku sambut dengan gelengan.

(Maaf, ya, Juno...kami tidak bermaksud untuk bersikap tidak sopan. Hanya saja, kami memang sudah tidak sanggup lagi karena kebanyakan makan..."-_-)>

Akhirnya, Juno memesan segelas ice tea untuk aku dan Hujan minum berdua, serta secangkir kopi dan sepotong blueberry cheesecake untuk dirinya. Kami duduk selama beberapa jam dan mengobrol tentang banyak hal. Menyenangkan rasanya bisa bertemu langsung dan berbincang dengan seorang Juno...(terima kasih atas ajakan kopdarnya, ya, Kawan...^_^). Ketika waktu menunjukkan pukul tujuh malam, kami memutuskan untuk pulang. Juno menawarkan diri untuk mengantar kami tetapi tidak satu pun dari kami tahu rute dari Citos menuju kost-an ku..."-_-)>. Akhirnya, dengan sedikit berat hati, kami menolak niat baiknya dan memilih pulang dengan menumpangi Deborah.

(Sekali lagi maaf, ya, Juno...kami hanya tidak ingin kamu tersesat dan tidak bisa pulang..."-_-)>

Malam itu diakhiri dengan aku dan Hujan yang singgah di sebuah mall, tidak jauh dari area kost-an, untuk menunaikan misi memotong rambutku. Kami mengajak Arco untuk turut serta menemani kami, dan aku senang melihat wajah keduanya bengong setelah rambutku selesai dipotong, hehe... Hari yang sangat mengesankan!

Our Special Guest of the Day: Juno Bis, Uomo Arcobaleno


September 28th, 2009
3.51 A.M.



Trivia Quiz!
(Ada yang mau menebak, tidak, ya..."^_^)?

--- Apa jenis kopi yang dipesan oleh Juno Bis di Cofee Bean???

a. Espresso b. Cappucino c. Kopi Mocca d. Dia tidak pesan kopi, tapi teh.


(Hee...aku kalah taruhan dengan Hujan atas pertanyaan ini...hehe..."^_^)

3 loves:

today 29.9, anniversary kami yang ke... 6 bulan.. mama sayang b..

lin

Waaaaaaahhhh!!!!
Congrats, ya...^_^)!
Happy 6th monthliversary.
Semoga selalu rukun dan saling sayang...^_^)

lin, happy annyversary juga yah..

In the living room