Namun, waktu telah dengan tegas menunjuk dua belas. Akankah kau segera berlari ke stasiun dan melompat ke atas keretamu? Atau kau akan menunggu aku berlari terengah meng-estafet-kan karcis kereta ekonomi ke tanganmu sebelum kau menjauhkan Langitku dari sejuk Hujanmu? Aku takut, Sayang. Aku cemas. Teringat guratan kata-kata Pelangi di antara awan-awanku:
...hujankah hujan jika tidak turun meninggalkan langit? Itu kodrat...
Tetap saja aku takut, Dear. Aku tidak suka kodrat. (Aku sudah lama melangkahinya, bahkan sebelum ia menjadi mayat). Aku khawatir jam pasir kita sedang menjatuhkan butir-butir terakhirnya. Kenapa? Karena ini dua belas, Sayang. Pada putaran jarum jam, dua belas adalah yang terakhir. Begitu pula pada hitungan bulan yang ditunjukkan kalender berlambang trisula di rumah kita. Adakah ini yang terakhir? Tidak adakah lanjutan setelah dua belas?
Kau tersenyum, lalu tertawa dengan sedikit kesan mengejekku. Kemudian kau dekatkan wajahmu, lalu menciumku lembut dan lama, disertai gerakan yang menggoda. Kau membuatku bungkam, dengan caramu. Kau tertawa setelahnya, dan berkata, ”Setelah dua belas masih ada satu, Sayang. Pada jam ataupun penanggalan. Selalu begitu.” Aku terdiam sambil berharap bahwa kau benar.
Happy 1st Anniversary, Dear...
I used to, and still, love you...
(Would you really kiss me and say that? Or should it just be my imagination and lie forever…?)
September 24th, 2009
8.46 P.M.
Untuk September 26th-27th, 2009
4 loves:
aku, selalu, berkaca pada mata yang ingin bulirnya tumpah...
Rupanya perjalanan kalian baru setahun. iya gw pake term "baru" bukannya "telah" karena gw berharap kalian msh akan melewatkan tanggal tsb berdua sampai entah kapan.
selamat untuk kalian berdua.
[applepie]
@ Hujan: Hee...mata siapa...? Hehe.
@ Applepie: Aaaamiiiin.... Thx, ya..^_^)
Happy satu tahunan..
:)
Posting Komentar