Aku sudah pasti akan menuliskanmu, di sebuah lembaran yang dikata entah di dalam gulungan perkamen yang kusimpan baik-baik di hatiku... Bukan, ini bukan lagi sebuah seserahan suci perjanjian manis itu. Ini adalah sebuah... Umm... Entahlah... tapi mungkin bahkan belum layak diartikan sebagai hadiah.
Suatu hari aku menengadahkan tangan ke atas langit ketika hujan mulai merintik. Menciumi wangi hujan yang singgah ke paru-paruku. Yang aku ingat hanyalah sekali lagi malaikat memberikan kemurahan hatinya padaku... Ia menunaikan tugasnya dengan baik. Menurunkan hujan.
Namun bukankah ini musim kemarau?
Ya, ini adalah musim kemarau dimana kering kerontang mulai menjalari hari-hariku yang pelan-pelan digerogoti sepi. Mikha’il – atau yang kausebut Michael sepertinya sedang beristirahat dari kerjanya menurunkan hujan – di hatiku.
Maka ketika pintu itu diketuk, akau hanya berteriak kesal. Bukan. Bukan Mikail yang datang mengetuk dengan sayap rupa-rupa cahaya. Hanya seseorang mengaku malaikat penjaga yang bahkan warna sayapnya pun tak putih sempurna. Broken white, katanya setelah kutanya.
Tidak. Sayapnya tidak sehalus sutra. Dan tak dibentangkannya pula lebar-lebar menuntut angkasa. Beberapa bulunya telah koyak dan luka. Lecet disana-sini. Guratannya masih dapat kau sentuh dan kau lihat. Sinar matanya meredup ketika aku mulai bertanya dengan gusar.
Ia terlihat amat lelah dengan wajah pucat yang menunduk pasrah. Kata-katanya singkat. Sangat singkat. Terputus-putus. Seringkali kami hanya larut dalam jeda. Diam.
Kerut di dahinya mulai hilang ketika aku mulai menyapanya. Senyumnya yang merekah malu-malu membuat ia seperti anak kucing lucu dengan mata berbinar, namun tetap gagah seperti singa.
Maka sejak itulah hujan-hujan kecil yang rintik perlahan mulai turun menetes di hatinya. Membasahi sudut-sudutnya yang kering, melindungi aku yang mulai bisa tertawa dan berlarian, memelukku dari dingin yang menusuk atau panas yang membakar.
Ia datang setiap hari. Setiap pagi mengetuk pintu hatiku dengan tersenyum manis. Rekah-rekahnya masih bisa kau lihat di ujung bibirnya saat ia mengucap namaku. Begitupun saat aku berusaha mengeja namanya, yang berasa hanyalah senyum paling manis yang bisa kuberikan padanya.
Mon ange gardien – my guardian angel.
reminder
2 hari yang lalu
10 loves:
pernahkah berhenti gemetar rusuh hatimu? itulah hari-hari seorang Guardian, seorang pelindung, Malaikat Pelindung. berusaha sigap sebisa mungkin menghadapi badai kehidupan, bahkan menerjang badai. tak peduli apakah sayapnya koyak ataupun tersambar petir. sebuah profesi? BUKAN. mungkin lebih cocok disebut sebagai panggilan hidup. ya, Guardian selalu ada, karena ia memang ada, dan akan selalu hidup, di dalam hatimu...
entah kenapa, w ga suka sama hujan.. :)
w punya FBnya, w baca tulisannya. sebagus apapun kata2 dia, w ga suka aj. pdhl dy gak punya dosa ye ama w. ckckck.. sori,hujan
-drec_
it's okay, drec... toh, itu pilihan pribadi kok. Aku suka tulisan Sky dan Dimii. I don't force you to like my writing, eh?
lagipula yang suka udah banyak.. (narsis) repot juga kalo ada yang ngantri lagi, ya kan gie sayang?
huahahaha.. hujan... hujaan.. :)
iyaa... aku hanya mau menyampaikan yang gak penting disampaikan sih sebenernya..
haddooh, kalo kamu udah nulis atawa bales komentar aku, ketauan yah aslinya... heheheee..
pissss.... ^^V
ohya, perasaan gak suka itu muncul gitu aja. sama kayak perasaan suka kamu terhadap tulisan sky and dimii..
fans??? oh yeaaahhhh, aku berdiri di barisan paling depan tentunya. senyaaaamm senyuuuummm aja kerjanya. :)
-drec_
aku ttep suka, sayang, dan cinta kamu, Hujanku sayang...
@ drec: hidup adalah pilihan, begitu pula dengan pendapat. namun setia merupakan sebuah keputusan. so, apapun keputusan kita, pndapat kita, hendaklah semuanya itu memiliki dasar yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.
so?? saya lebih memilih setia daripada pusing pusing mengungkapkan rasa ketidaksukaan saya terhadap seseorang yang bahkan tidak merugikan saya sedikitpun.
@drec... nahhhhh.... applause... (ini baru bener deh)
at least kamu bilang deh ya, daripada nanti aku ditusuk-tusuk dari belakang, mending dicolek-colek deh....
@gie : speechless... nilai A buat kamu...
@gie, yaeyalah kamu bisa ngomong begitu. wong kamu gf-nya hujan. suka, sayang, cinta, etc ama hujan. buatku, kamu memaksa. buatku apa kata2mu itu menyiksa pada akhirnya. manusia tetaplah manusia.
rasa... rasa itu dateng gitu aja, gie.. tanggung jawab?? ini, saya sedang mempertanggung jawabkannya berikut dasar2nya juga. :)
@hujan, yaudahhh sih, hujan... :P
maaf ya semua. saya dateng2 langsung jadi gini. ckckck. moga langgeng aja buat hujan n gie..
*still drec
Nah, lho... Nah, lho... Ini kok jadi pada berantem gini...? Baru juga mau disuguhin teh, ucapan selamat datang bertamu di rumah kecil ini, eh,...
Haha... Jangan berantem, ya, Kawan-kawan... Sabar, jangan pakai emosi negatif di sini, ya...."^_^)> Jangan sindir-sindiran juga, ya...
Suka atau tidak suka itu wajar, kok. Hak pribadi masing-masing. Jad, tidak usah dipermasalahkan, ya.
@all: ok. DEAL
Jarang membaca tulisan sebagus ini :-)
sipoem_new@yahoo.com
Posting Komentar