The Sky is High

It's just a box of pieces of a puzzle about a small circle of friends. It's about the lives, the loves, and the hopes. One by one, part by part. Hung up in the sky along with prayers. Until each of them can fly higher by itself. The Sky the Rain the Rainbow the Sun the Moon. All are talking in their own way. Carving their small footsteps in the history of time. And now each of them can really fly higher by itself, and leave this house one by one...

Ragu. Ya. Beberapa kali aku sempat ragu apakah menuliskan semua ini dan menge-post-nya di blog adalah keputusan yang bijaksana. Namun, akhirnya aku tetapkan bahwa aku ingin memberitahukan fakta kecil ini pada banyak orang. Tanpa peduli apakah di antara mereka ada yang ingin atau tidak ingin tahu.


Aku sedang menyukai seseorang.


Sangat menyukai. Menyayangi. Bahkan telah belajar untuk mencintainya selama beberapa bulan ini.
Bukan. Bukan Hujan. Aku pernah bilang pada Hujan, dan mungkin juga di blog ini bahwa I take no rebound. Kata-kata itu sempat aku langgar beberapa kali dengan memberi Hujan kesempatan lagi dan lagi saat aku memaafkan dan melebarkan rentangan tanganku untuk menerimanya kembali. Namun, kali ini aku sudah tidak akan melakukannya. Hujan sekarang telah berjalan di depan dengan seseorang yang katanya mencintainya. Seperti apapun naik-turun hubungan yang dijalani, itu kepentingan mereka yang sudah seharusnya tidak aku campuri lagi.

Bukannya aku sudah tidak menyayangi Hujan. Aku masih sangat menyayangi dia, dan justru karena rasa sayang yang begitu besar itulah aku tidak lagi membebani langkahnya dan memilih mengayunkan langkahku sendiri. Aku masih akan menjadi tangan bersahabat yang terulur ketika dia membutuhkan bantuan atau bahu untuk menangis. Namun, tidak akan lagi menjadi matras untuk menahannya ketika jatuh, terutama jika jatuh itu merupakan konsekuensi yang harus dia tanggung atas keputusan yang diambilnya sendiri. Aku ingin tetap menjadi sahabat yang baik. Tidak lebih.

Mengapa? Karena seperti yang sudah aku katakan tadi: aku sedang menyukai seseorang. Dia selalu ada untukku, bahkan di banyak saat aku tidak ada untuknya. Dia menjadi matras yang menangkap ketika aku jatuh, bahkan meski aku tidak pernah menjadi matras yang menahan jatuhnya. Dia adalah wadah yang menampung airmataku saat dia sendiri menyembunyikan airmatanya. Berusaha mengobati sakitku, meski nyaris tak pernah ingin aku tahu sakitnya. Dan dengan sabar dia menunggu hingga aku bisa bersamanya. Bahkan setelah aku putus dengan Hujan hingga saat ini, dia masih menunggu.

Dia tidak pernah ingin mengambilku dari Hujan. Tidak pernah bermaksud demikian. Tidak ingin melakukan demikian. Oleh sebab itulah, bahkan hingga kini, di saat aku sebenarnya bukan milik siapa-siapa lagi, dia juga tidak meraihku. Dia masih menunggu. Dia tidak ingin aku membohongi diriku sendiri dan menghampirinya di saat pikiranku masih dipenuhi oleh kenangan dan bayangan bersama Hujan. Dia tidak ingin menjadi pelarian dan aku pun tidak ingin menjadikannya pelarian. Maka, meski telah beberapa kali aku memintanya menerima cinta yang kupikir telah tumbuh, berkali-kali itu pula dia menolak, dan tetap menunggu.

Apa yang sebenarnya dia tunggu? Dia menunggu hingga aku siap. Hingga aku sampai di ujung tangga. Hingga aku bisa benar-benar bangkit dari jatuhku. Hingga aku bisa benar-benar menjalankan dan menunjukkan apapun yang aku katakan. Dia menunggu. Hingga aku dapat benar-benar melepas remah-remah kenang, bayang, dan rasa yang masih aku genggam. Hingga saat ku bisa benar-benar memeluknya tanpa disibukkan oleh pikiran yang melayang-layang. Menunggu hingga aku siap. Hingga dia pun siap.

Dia dan penantiannya mendorong aku untuk terus berjalan ke depan. Terus naik hingga anak tangga teratas. Tidak peduli seberapa berat beban yang mengikat kaki, tangan, bahkan seluruh tubuh. Dan itulah yang sedang aku lakukan saat ini. Agar aku bisa tiba di puncak tangga sebelum kesabaran dan waktunya untuk menunggu habis.

Aku sedang menyukainya. Sedang sangat menyukainya.


July 15th, 2010
3.35 P.M.

7 loves:

Anonim mengatakan... 15 Juli 2010 pukul 18.09  

Who is she?? :)


-Fine

Luna lite

Anonim mengatakan... 17 Juli 2010 pukul 13.33  

Ahh, hujan.. kmu ga cemburu khan?
akan semakin seru nich.
ga sabar dgn lingkarbianglala new season. Akan semakin semarak dengan pasangan masing2, para pemain baru.
Mungkin akan diikuti Arco n' partner, Dimii n' partner.. who knows? ;)


-Fine

@Fine... cemburu? masih cemburu kok... lingkarbianglala memang selalu melingkar... cemburunya sekarang berubah karena nanti aku yang dicuekin jadi kacang deh kalo mereka lagi bareng-bareng...

Huuu.... pacar, sini dong... kita double date aja....

@hujan: tenang ya sayang...aku di sini kok...*peluk ^^

Anonim mengatakan... 23 Juli 2010 pukul 20.48  

selamat menempuh langkah baru,sky
keep move on :)

Anonim mengatakan... 25 Juli 2010 pukul 09.36  

entah kenapa ya..
akhir-akhir ini dapet kesan kalau sky meragukan hujan dengan pasangan barunya.
yah, mungkin cuma perasaan..

-owl-

In the living room