Dering itu, adalah dering harapan yang terakhir, katanya.
Dia berbisik pada takdir untuk mengakhirinya secepat mungkin.
Dia berbalik pada mimpi untuk membangunkannya sehebat mungkin.
Dibalik telepon, suaranya tajam, disini, aku sesenggukan.
Kami berkaca pada takdir yang saling bertabrakan.
Aku ingin mencuri hangat pada tubuh senja yang perkasa, mengecup dingin hujan, mengunyah bintang yang renyah, mengulum awan, dan memuntahkan pelangi.
Sementara dia berkata kata bahwa kita sudah harus beranjak, karena kabut mulai bergerak.
Tidak ada siapapun di seberang telpon. Aku berbicara dengan hatiku sendiri
Tiup peluit terakhir.
Aku kehabisan bahan bakar.
Aku tidak lagi berjalan, kulitku terkelupas.
Aku, tanpa rel, tanpa nama
hanya seonggok besi baja
tanpa penumpang
melengos, pergi
menanda mati
Aqua, Sagita.
Sepertinya Sagitarius telah mendapatkan jalan terangnya menuju lembah air Aquarius.
selamat berbahagia
Di bibir yang sama, katupnya mengeja cinta saat pasang-pasang bertemu kala mata berjelaga
Di hati yang merenta, teriakmu menelanjangi hina tubuhku yang telah kau buka satu-satu.
Sst.. diamlah, karena cinta luka sudah kembali pada hakikatnya.
Lingkarbianglala, sampai kapan ketikku menarik lebah-lebah bersarang?
Aku hanyalah hujan yang menuliskan rintik-rintik rindu ketika merajah tubuhmu,
dan ketika terik datang dan jejakku menghilang,
Siapa yang menyalahkan dan mengatakan bahwa aku meninggalkan lebah yang sudah berjingkat-jingkat meninggalkan sengatnya?
dan pada nektar madu yang disuguhkan, satu persatu lebah bersarang.
dan pada ketuk ketik yang kutuliskan, satu persatu lebah mati menghilang.
Once upon a time in a faraway land, a prince was looking for a princess, they met and then they lived happily ever after.
I'm not delusional,
and I'm not lying...
I just didn't mention that there's a witch, evil queen, heartbreaking episode, but I ain't lying.
But yeah maybe I just lost my sarcasm.
My sarcasm is...myself being honest
aku menemukan jeda di dalam bahasa. aku mengendap melewati dinding-dinding halamannya satu per satu, memegangi kepalaku yang berlomba denyut dengan hatiku.
dia sempurna. tiap kata yang mengalir di tangannya menjelma tanya yang akan merupa mimpi malammu, manis senyumnya akan jelma tawa di setiap tanda jutaan yang diukir.
dan aku,
menuliskan cemburu di lembar-lembar jendela
Selepas kau membaca garis tanganku – katamu begitu, senja menapaki jalannya sendiri menuju jendelamu. Dia mengecup merahmu, menadah kaki-kaki kecilmu yang kadang-kadang terluka ketika kamu memanjat tangga-tangga malam.
Kamu lucu, kadang-kadang kamu kesal saat tergelincir dari tangga-tangga mimpi, karena itulah aku jarang membangunkanmu.
Kamu cantik, aku bisa memastikannya, karena rekah saja singgah di kecup merahmu. Dan bola mata hitammu, nyala ketika kerlip warna bintang-bintang palsu – dengan doa-doa malammu yang khusyuk, menyentuh retinamu.
Kamu nakal, tangan-tangan kecilmu seringkali menyentuh pipiku yang kembali merindu. Jari-jari kecil yang menari-nari diantara percik air, menyalakan sedikit lagi kehidupan, di dalam hitungan kala yang berbeda.
Kamu berbisik – sayangnya bukan padaku, pada tiap pasir pantai yang kita kumpulkan dalam botol-botol kaca. Pada kerikil yang kau susun satu-satu. Pada air yang seringkali membuatku tergelincir. Pada suatu tawa yang mampir mengetuk pintu kita tiap senja. Pada hangat, yang selalu memelukmu manja tiap jedanya.
Pada rinduku, yang akhir-akhir ini mencari jalannya sendiri untuk pulang ke singgahmu.
Happy 20th montliversary |
Ketika tengah berlari kecil di tengah sabana yang luas,
aku terjatuh,
tubuhku penuh luka.
tapi aku menangis,
bukan karena aku terjatuh
atau karena aku luka.
aku hanya baru menyadari,
saat aku mengulurkan tanganku
mencari genggam
tidak ada tangan yang menopangku.
jika rindu. datangi. peluk. katakan. pulang.
aku hanya ingin bilang.
biar malam masih membayang ketika jam memukul waktu menunjukkan angka tiga dini hari.
akulah yang akan terbangun dan menggigil di depan pintu pagarmu.
aku datang.
aku hanya ingin bilang.
aku rindu. jaga diri baik-baik.
aku datang, sayang
aku hanya ingin bilang
"sini, melambai ke arahku dan berhentilah menangis"
aku datang.
hanya ingin mengukur suhu badanmu,
dan menepuk kepalamu.
"cepat sembuh"
aku datang, sekali lagi
hanya ingin bilang:
aku sangat rindu pulang
Sst...