Sembilan belas bulan, Rain-Dear. Ya. Semilan belas bulan seperti usiamu. Sembilan belas bergerak bebas, tak terikat oleh absennya status antara kau dan aku. Kenyataan menunjukkan bahwa hingga saat ini, masih ada kamu di sisiku dan aku di sisimu. Bahu-membahu. Melangkah. Kadang saling genggam, kadang melepaskan. Memberikan kebebasan dan kepercayaan lebih daripada sebelumnya, atau setidaknya belajar melakukannya.
Aku bukan lagi kekasihmu. Kamu bukan lagi kekasihku. Namun, rasanya, absennya status yang mengikat erat pergelangan tangan kita justru membuat kita menjadi lebih baik. Aku merasa bahwa cinta yang dijaga dengan semua kesabaran ini, dan harapan agar satu sama lain dapat lebih berkembang ke arah yang lebih positif justru menunjukkan resistensi dan resiliensi kasih sayang yang lebih besar. Mudah bagi seseorang untuk jatuh cinta ketika bibir dan lidah bisa saling sapa. Mudah bagi orang untuk saling menginginkan ketika tubuh saling himpit jadi satu. Mudah bagi orang untuk tidak saling sentuh ketika jarak memisahkan begitu jauh. Namun, kita bahkan bisa melampaui semuanya. Tak perlu tubuh untuk bersatu. Tak harus bibir saling menyentuh. Tak butuh jauh... KIta masih bisa saling cinta dan jaga dalam tiadanya semua itu. Hebat, bukan?
Terima kasih untuk kebetahanmu menemaniku hingga hari ini, Rain-Dear.
Happy Birthday, and Happy 19th Monthliversary...
Masih mencintai cintamu padaku.
April 26th, 2010
9.37 A.M.