Tidak ada yang lebih hebat dari jagoanku satu itu.
Tidak, aku tidak berlebihan.
Kalau ada satu orang yang aku tuliskan tentang apakah altruisme itu, aku dengan sangat, menggebu-gebu menuliskan namanya di deret pertama
Tidak ada seseorang yang rela menghabiskan waktunya bersamaku padahal esok harinya dia harus menempuh ujian kedokteran yang sulit.
Dan masih rela pulang cepat untuk menemuiku dan tersenyum, tidak menunjukkan betapa ia frustasi, hanya memelukku erat, kemudian baru bercerita.
Tidak, senyumnya tak akan lepas, meskipun aku sedang sakit, dia akan rela menguatkan badannya untuk merawatku, meskipun seringkali aku malas sekali makan, dia akan rela pergi membeli makanan apapun yang aku sukai, membalurkan minyak kayu putih ke tubuhku, dan memelukku hingga pulas.
Dia yang akan bangun pagi-pagi dan menghujaniku dengan kecupan manis setelah sarapannya siap, serta segelas susu hangat untukku.
Dia yang akan tahu betapa aku menginginkan es krim keju, meskipun aku sedang batuk, atau radang, dan tetap membelikannya, asal aku mau meminum obatku secara teratur.
Dia yang rela begadang sampai jam 2 pagi hanya untuk mendengarkanku berbicara, bercakap-cakap denganku, ataupun berdebat.
Dia akan terus menggenggam tanganku selama aku menginginkannya. Dia yang tidak akan ikutan ngambek ketika aku menolak sesuatu yang menjadi inginnya.
Dia yang akan tahan-tahan saja dengan segala kesibukanku dan tidak mengeluh.
Dia yang akan tetap berusaha keras demi aku.
Dia yang tidak akan marah ketika aku belum sempat melakukan apa-apa ketika dia pulang.
Dia yang akan tetap mengantarku hingga di dekat rumah, ya, hanya di dekat rumah, karena masalah pernah terjadi di rumahku, namun dia tetap menerimanya sebagai salah satu konsekuensi.
Dan hari ini dia sangat gila.
Sangat gila.
Dia mengantarku pulang, menghabiskan beratus-ratus ribu di bensin, tol, makanan, dan tenaga hanya untuk mengantarku pulang sampai rumahku, 2,5 jam! dan pulang setelah melihatku sampai di rumah dengan selamat, menempuh 160 km lebih lagi, 3 jam lagi untuk kembali menghadapi kemacetan di jalan tol, kembali menguras tenaga, padahal ujian yang besar masih menantinya di hari Senin.
Namun dialah yang akan menangis setiap kali aku harus pulang, namun tetap meyakinkan dirinya kalau aku harus pulang, kalau masih banyak yang membutuhkan aku.
Dia yang akan memelukku paling erat.
Mengetahui semua bagianku, anatomi tubuhku.
Dan jika aku harus menuliskan cinta, seribu kata. Aku yakin akan menuliskan namanya sepuluh ribu kata.
untuk De Angelo, sepuluh ribu cinta, seribu kata.
3 loves:
oi,oi.. siapa Dia ??? ^^
ckckck..yg hbs bljr anatomi tubuh.. :-)
tidur sayang...
kamu kcapean gitu, sampe banyak salah ketik
never mind, I just love you. ^^
@ari : dia dia dia, De Angelo ku cintaaa
@Gie sayang, udah kok, makasih ya koreksinya, iya ngetiknya malem2, hihihi
Posting Komentar