Delapan bulan adalah simbol cantik keabadian sempurna. Melingkar tak putus, beralur tak henti.
Delapan buatku adalah angka Tuhan, karena tiada mula, tiada akhir, maka kupinjam angka ini untuk melengkapi garis-garis waktu, untuk menghitung kebaikanNya yang tak terbatas, untuk ada bersamamu hingga saat ini.
Akh, sayang. Aku bisa melihat raut raut cemas yang terbaca, ada terjal-terjal yang teraba. Kata-katamu terbata.
Tidak usah payah kau redam, cinta. Aku bisa melihatnya.
Dan setiap kali kamu bertanya, "Kok tahu?"
Aku akan selalu menjawab, "Masih istrimu, sayang. Aku tahu"
Kemarilah, sudah lama aku tidak memelukmu lama-lama seperti semalam. Mendekapmu dalam hangat sambil mengelus lembut kepalamu.
aku ingin bercertia tentang sesuatu. Tentang seikat benang. Berwarna merah.
Red string of Fate.
Tentu kamu tahu ceritanya, sayang? Tentang seutas benang yang diikatkan ke jari kelingking masing-masing. Takdir. Jodoh. Semuanya.
Namun aku tak pernah mengikatnya padamu.
Aku tahu kamu tidak akan asal berasumsi bahwa aku tidak cinta. Tidak akan mengeluh karena aku tidak lagi mengikatnya padamu seperti yang kulakukan pada Sky.
Mari kuceritakan dulu, dan aku tau kamu pasti mau mendengarkan.
Benang itu, red string of fate, pernah kuikatkan begitu keras di jari kelingkingku yang mungil. Benang itu terpisah jarak yang panjang, sehingga benang itu sangat panjang, sehingga seringkali ia tersangkut disana-sini.
Kami kewalahan untuk mengurainya. Begitu kusut, begitu sulit dijangkau, begitu rentan putus. Maka ketika benang itu benar putus, sangat sulit bagiku menggulungnya, yang ternyata telah mengikat tubuhku, membungkusku sedemikian rupa.
Benang merah harapan yang paksa dirajut, menjadi sebuah kepompong, menjadi kosong.
Tahukah betapa nyamannya aku di dalam pupa? Kamu tak perlu mendengar suara yang memekakkan telinga, kamu tak perlu melihat cahaya yang menyilaukan mata, kamu bisa membangun kerajaan besar tempat kamu bisa tertidur pulas dan bermimpi indah.
Tapi untuk bersamamu sayang, aku menyiapkan diriku untuk terbang, dan untuk jatuh. Terbang dengan segala resiko untuk dimangsa, untuk melihat, untuk mendengar, dan untuk berubah.
Aku melepaskan benang yang lama kelamaan melekat seperti kulit, melepaskannya satu persatu dengan sekuat tenaga, mengoyak kerajaan mimpi dalam kepompong yang tebal, merobeknya, memaksa keluar dengan tubuh yang basah karena luka.
Untuk kamu. Untuk terbang, berubah menjadi sebuah kupu-kupu cantik, yang terbang mengitarimu. Aku mengambil resiko sebuah proses, sayang. Walaupun daur hidup kupu-kupu sangat singkat, walaupun setelah itu sayapku koyak, dengarlah.
Dengarlah kalau Tuhan sudah berbaik hati mengirimkan kamu untukku. Dengarlah bahwa kamu adalah tak terbatas.
Aku dan kamu adalah dua angka nol
Tetaplah bergenggaman, sayang. Karena ketika kita bersama, kita punya cinta yang tidak terbatas.
Tattoo
5 bulan yang lalu