The Sky is High

It's just a box of pieces of a puzzle about a small circle of friends. It's about the lives, the loves, and the hopes. One by one, part by part. Hung up in the sky along with prayers. Until each of them can fly higher by itself. The Sky the Rain the Rainbow the Sun the Moon. All are talking in their own way. Carving their small footsteps in the history of time. And now each of them can really fly higher by itself, and leave this house one by one...



AKU CINTA KAMU!
plak, tamparan spontan melayang ke pipimu.

Tapi tentunya tidak terlalu keras, itu hanyalah gerak reflek karena terlalu kaget ketika kamu, De Angelo sayangku, berteriak di tengah-tengah lingkaran dekat eskalator di PVJ.

Aku malu, bukan, sebenarnya bukan malu karena dia mengatakannya di depan umum, itu karena aku menantangnya saat kami sedang menyantap cumi saus butter corn dengan lahap di QUA-LI, dan aku pikir, dia tidak akan melakukannya. Ternyata, aku salah, dia memang rajanya nekat!

Seharian itu, aku menemanimu "jalan-jalan". Dari sehari sebelumnya. Menemuimu di klinik, pergi mencari jam, pergi ke sinshe, masuk ke klenteng, menghirup bau dupa dan lilin merah yang aku suka, selalu mengingatkanku pada rumah hantu, dan kamu, kamu yang selalu benci asap.

Lelahkah?
Tentu, ku akui kali ini aku lelah, sekali. Datang ke sana merupakan perjuangan berat bagi tubuhku yang sudah tidak ada tenaga untuk memaksakan diri menaiki kereta ekonomi, turun dan menaiki bus, turun lagi dan naik Primajasa untuk mencapai kotamu, sementara beban akademik dan organisasi menumpuk menjadi satu di tanggal itu, setelah sebelumnya aku berulang kali aku meminta maaf dan mengatakan bahwa aku tidak akan bisa datang, tidak mungkin datang.

Tapi tahukan? Siapa yang tidak akan berlari dan menangis ketika mendengar kamu sakit, sayang? Siapa yang tidak akan panik dan khawatir bahkan ketika mendengar kamu terjatuh dan terluka?

Maka tanpa ba-bi-bu, aku biarkan jam memutar waktunya lebih cepat daripada waktu untuk memikirkan semuanya, lebih cepat daripada handphoneku yang kupandangi tiap jam untuk melihat sisa baterainya yang tinggal sedikit, untuk tiba-tiba datang ke hadapanmu dan bertanya, 

"kamu baik-baik saja? bagaimana keadaanmu? dasar kamu, bodoh..."
sambil terengah-engah habis berlari, mengalahkan beberapa menit waktu yang ikut berlari bersamamu.

Maka hari itu aku yang sangat lelah ini hanya bisa tergeletak tertidur di kasur yang sepreinya entah sudah tertarik kanan kiri, tersenyum setiap kali melihatmu dan meyakinkan diriku kalau kamu baik-baik saja, tersenyum, ya, setidaknya kamu bersamaku saat itu.

Bisa menggurat senyum saat menonton Harry Potter yang bahkan bisa-bisanya membuatmu mengantuk, berpapasan dengan segerombolan teman kampusmu, menikmati yoghurt di Tutti-Frutti, yah, mungkin lebih tepatnya menikmati saat-saat menuang karamel dan menyimpul batang cherry.

Sambil sesekali was-was melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kananku hari itu, aku was-was waktu berjalan terlalu cepat.

Cepat sembuh, sayang. Aku sudah kembali ke jakarta, tertampar oleh banyaknya deadline yang kemarin sengaja aku lupakan. Aku masih rela melewati hujan menunggu Primajasa di tempat yang sama, karena nyatanya memang hujan tidak pernah menyakitiku, ia menemukan caranya untuk membuatku lebih lama menggenggam tanganmu.

Lagi-lagi, kita terpisah jarak, 170 km, terhubung oleh sebuah layar kecil 14 inch, dengan web camera, kembali ke Skype. Kembali mencecap udara di kala rindu memeluk terlalu erat.

Kembali merindu kamu, sayangku.

3 loves:

AKU CINTA KAMU, HUJAAAANN!!!

(sssssttt!jangan dtampar lagi ya, say..)

aihh...aku pun pernah melakukan hal ini. ^^ senasib juga ternyata

wah, manisnya LadyBerryBlue, jelas wajah aku merah memerah dan reflek nampar, maaf ya, itu tamparan cinta kok

In the living room