The Sky is High

It's just a box of pieces of a puzzle about a small circle of friends. It's about the lives, the loves, and the hopes. One by one, part by part. Hung up in the sky along with prayers. Until each of them can fly higher by itself. The Sky the Rain the Rainbow the Sun the Moon. All are talking in their own way. Carving their small footsteps in the history of time. And now each of them can really fly higher by itself, and leave this house one by one...

sudah berapa lama waktu berdetak?
sudah berapa lama aku kehilangan otak?
 
aku bahkan lupa kalau ia memiliki sayap
seharusnya dia terbang, seharusnya dia pulang
karena sayapnya sudah gerah bersarang

Ah, sudah berapa lama aku tidak berotak?
Sudah berapa lama dia tidak berontak?
 
Mungkin yang namanya cinta adalah duri-duri yang mengikat sayapnya hingga gurat-gurat merah memberi warna pada mawar.

sudah berapa lama aku membiarkan dia, 
atau mungkin memaksanya bersarang?
mungkin terlalu lama hingga aku tak membiarkannya terbang

aku tahu apa yang selama ini membuatku kaku.
 
kesempurnaan.
 
aku selalu menampilkan cinta merah muda, sementara murka kupendam diam-diam dalam luka, tidak kusaji seperti dulu, seperti luka yang kubiarkan nganga.

Aduh, aku tertampar. Merasa tertampar. 
Tidak, tidak  sakit. 
Perih, sedikit menyayat. 
Tapi tidak apa-apa, mungkin aku yang harus meredam, atau aku yang harus berendam.

Lukaku tidak seberapa dibanding lukanya.
 
Sudahlah, aku sendiri saja. Aku memang tidak bisa apa-apa, kembalikan saja aku ke rahim ibunda hingga menua.

Halo,  sayap-sayap putih gading yang luar biasa. Lihat, sayapmu sudah tumbuh menjulang ke angkasa.

Saya undur diri, mungkin katamu ini adalah sebuah drama. 
Tapi begitulah hidup saya, saya tidak perlu tepukan tangan. 

Saya hanya perlu belajar untuk tidak mencintai seseorang terlalu dalam. 
Saya harus belajar bahwa saya hampir tidak punya otak. 
Saya belajar menjadi seorang istri yang mana masih sangat jauh dari tangan saya.
Saya masih harus belajar menundukkan kepala dengan hormat dan sungguh-sungguh. 
Saya harus belajar untuk tidak menangis. 

Bahkan saya harus belajar untuk mengucapkan halo tanpa terbata.

dan saya harus belajar realita, kalau-kalau saya hanya tempat persinggahan sementara.

In the living room