Aku selalu punya mimpi untuk tetap mampu menulis. sayangnya, akhir-akhir ini aku jadi jarang membaca, jadi jarang sekali mampu menulis.
Akh, De Angelo-ku sayang...
Dia membuatku melakukan hal-hal yang menyenangkan dengan cara yang berbeda. Begitulah pokoknya, kalau dilihat-lihat, sih... Aku sedang bandel-bandelnya sekarang.
Aku akan rela datang jauh-jauh ke bandung tiap 2 minggu sekali hanya untuk bertemu De Angelo-ku yang ganteng di akhir pekan. Aku menemaninya kebaktian minggu pagi, datang ke rumahnya dan mengobrol dengan keluarganya, mencicipi sweet wine, yah... sesuatu yang tidak pernah aku pikirkan bisa terjadi sebelumnya.
Senangkah? Tentu! Baru kali ini aku bisa melebarkan sayapku selebar-lebarnya dan terbang setinggi-tingginya. Baru kali ini aku bisa punya sirip yang lebar sehingga aku bisa menyelam sedalam-dalamnya.
Merasakan esensi menjadi hujan, kembali... Setelah sekian lama hanya menggantung mendung, setelah sekian lama hanya menggantung bingung.
Sekarang, aku merenungkan semuanya. Mengambil intisari seperti lebah mengambil intisari madu, aku harus mengambil intisari kehidupan.
Hah? Mau bilang aku terlalu filosofis?
Tentu-tidak.
Aku masih ingin mencoba banyak hal dengan caraku yang manis.
Sekarang waktu aku mempersiapkan diri di depan kaca dan berdandan. Mendandani segi-segi kehidupanku. Bersiap menjadi hujan. Sebenar-benarnya hujan.
Akh, De Angelo-ku sayang...
Dia membuatku melakukan hal-hal yang menyenangkan dengan cara yang berbeda. Begitulah pokoknya, kalau dilihat-lihat, sih... Aku sedang bandel-bandelnya sekarang.
Aku akan rela datang jauh-jauh ke bandung tiap 2 minggu sekali hanya untuk bertemu De Angelo-ku yang ganteng di akhir pekan. Aku menemaninya kebaktian minggu pagi, datang ke rumahnya dan mengobrol dengan keluarganya, mencicipi sweet wine, yah... sesuatu yang tidak pernah aku pikirkan bisa terjadi sebelumnya.
Senangkah? Tentu! Baru kali ini aku bisa melebarkan sayapku selebar-lebarnya dan terbang setinggi-tingginya. Baru kali ini aku bisa punya sirip yang lebar sehingga aku bisa menyelam sedalam-dalamnya.
Merasakan esensi menjadi hujan, kembali... Setelah sekian lama hanya menggantung mendung, setelah sekian lama hanya menggantung bingung.
Sekarang, aku merenungkan semuanya. Mengambil intisari seperti lebah mengambil intisari madu, aku harus mengambil intisari kehidupan.
Hah? Mau bilang aku terlalu filosofis?
Tentu-tidak.
Aku masih ingin mencoba banyak hal dengan caraku yang manis.
Sekarang waktu aku mempersiapkan diri di depan kaca dan berdandan. Mendandani segi-segi kehidupanku. Bersiap menjadi hujan. Sebenar-benarnya hujan.
1 loves:
Asal jangan jatuh di genteng rumah orang lain aja... haha.
Terima kasih, Hujan cintaku...
Posting Komentar