Ada saat-saat, banyak bahkan, dimana rasanya membaca atau menulis rasanya luar biasa sulit, tidak perduli berapa buku yang dikunyah atau jurnal yang dilumat perlahan.
atau ketika kita kehilangan percaya pada kata,
berupaya mengeja kata demi kata, menyambung rima demi rima...
kemudian menangis
mungkin mataku dibutakan oleh kata yang berlompatan sekenanya
aku, hanya bisa meraba kata.
Sky! Luna!
aku memanggil mereka di tengah diskusiku dan menghentikannya. setelah mengangguk dan meminta izin dari partner diskusiku, aku beranjak menemui mereka yang hendak pergi.
Ini saatnya, sudah, beranikan saja.
mungkin kamu pikir ini adalah hal yang sepele, buatku tidak. memanggil mereka pertama kali, yang dibayanganku adalah seuntai senyum manis dan pelukan karena rasa rindu yang tak terbendung lagi, tapi sayangnya kali ini aku hanya mendapatkan sebuah senyum datar dan jabat tangan yang kaku tak terbayang.
Selamat ya~
hanya itu yang terucap.
aku berusaha membendung tangisku sendiri.
aku berbalik, menahan air mata dan menelan kekecewaanku sendiri.
kemudian berbisik, membangga banggakan diri
"aku yang menyalami dan menegur mereka duluan, loh."
lalu selanjutnya senyap.
aku kehilangan minat pada kata